Upaya pemerintah daerah untuk memacu semangat warga memanfaatkan lahan tidur, termasuk padi ladang sebagai langkah untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah, khususnya Provinsi Jambi.
Pola penanaman padi ladang berbeda dengan padi sawah yang bisa dilakukan secara terus menerus, namun padi ladang harus diselingi dengan tanaman palawija.
Usai panen padi gogo, petani diarahkan untuk menanam kedelai, yang juga komoditi pertanian sangat dibutuhkan masyarakat untuk pembuat tahu, tempe dan jenis produk makanan serta minuman lainnya.
Perkembangan luas tanam padi ladang di kabupaten Sarolangun sejak dua tahun terakhir mencapai 2.000 hektare lebih, mampu meningkatkan produksi padi, sehingga bisa terwujud swasembada beras.
Sejak dua tahun terakhir masyarakat Kabupaten Sarolangun tidak lagi tergantung dengan pasokan beras dari luar daerah karena produksi padi lokal sudah mampu memenuhi kebutuhan.
Produksi beras yang dihasilkan petani sejak tiga tahun terakhir lewat padi sawah dan padi ladang telah mampu menghatarkan Kabupaten Sarolangun swasembada beras.
"Selain menanam padi kita juga terus mengajak petani menanam komoditi pertanian lainnya untuk meningkatkan ketahanan pangan, seperti jagung dan kedelai,"
Lahan pertanian Jambi umumnya sekitar 51% didominasi oleh tanah Podsolik Merah Kuning. Jenis tanah podsonik merah kuning kebanyakn terdapat dikabupaten Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun, Batanghari dan Muaro Jambi. Kabupaten-kabuten yang baru disebutkan cocok untuk komoditi perkebunan karet, sawit. Komoditi karet dan sawit yang marak pengusahaannya mulai era 1980 memang telah menampakan hasil dan kontribusi secara nyata terhadap perkembangan ekonomi rakyat setempat dan ekonomi wilayah.
Namun, sungguh disayangkan,sawit yang juga diusahakan disebagian wilayah Kabupaten Tanjung
Jabung Barat belum secara optimal pengembanganny. Optimalisasi sawit yang mengadung muatan nilai tambah dan dampak ganda lebih luas dapat diraih jika dari CPO dapat diturunkan menjadi sekitar 33 produk, seperti mentega,minyak goreng dan sebagainya yang berada di Jambiumumnya baru pada tahap mengekspor bahan baku berupa CPO.
Jabung Barat belum secara optimal pengembanganny. Optimalisasi sawit yang mengadung muatan nilai tambah dan dampak ganda lebih luas dapat diraih jika dari CPO dapat diturunkan menjadi sekitar 33 produk, seperti mentega,minyak goreng dan sebagainya yang berada di Jambiumumnya baru pada tahap mengekspor bahan baku berupa CPO.
Begitu pula usaha perkebunan karet rakyat.usaha yang berbasis agrobisnis ini belum optimal memberi nilai tambah (value added) dan dampak ganda (multieplier effect) kepada petani penyadap. Pembenahan sisi produksi (on form)yang dimulai dari pembibitan hingga pasca produksi (off-form) harus dilakukan.
Dari sisi pengelolaan pertanian, daerah yang hanya didukung teknologi tradisional masuk dalam kriteria miskin alamiah. Pengelolaan pertanian lahan sawah dan non sawah oleh petani kebanyakan masih bersifat tradisional. Petani pada umumnya inwardlooking kondisi ini masih banyak di jambi senang tidak senang kebanyakan petani berproduksi untuk tujuan subsistem walau surplus pasar untuk beberapa jenis barang tertentu di beberapa kabupaten dapat terwujud.
Peningkatan produksi Jambi padi secara total dari 2003 ke 2004 hanya 0,18%, yakni dari 36,27 kw/ha menjadi 36,95 kw/ha. Sumbangan produksi terbesar berada di kerinci sebesar 49,07 kw/ha padahl dilihat dari lahan sawah dan non sawah antar kabupaten lahan terluas antar kabupaten terletak di kabupaten Sarolangun yaitu 1.389.195 ha.
PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
Kehutanan
Hasil Hutan | Total | Satuan | ||
---|---|---|---|---|
Kayu Gergaji | 1.709,00 | meter kubik |
Perikanan
Nilai Perikanan | Total | Satuan | ||
---|---|---|---|---|
Kolam | 2.078.025,00 | Rp | ||
Keramba | 241.330,00 | Rp |
Perikanan
Produksi Perikanan | Total | Satuan | ||
---|---|---|---|---|
Kolam | 256,00 | ton | ||
Keramba | 29,00 | ton |
Peternakan dan Hasil-hasilnya
Peternakan | Total | Satuan | ||
---|---|---|---|---|
Ras Pedaging | 175.439,00 | ekor | ||
Ayam Buras | 163.876,00 | ekor | ||
Itik | 20.649,00 | ekor | ||
Kerbau | 7.088,00 | ekor | ||
Domba | 6.471,00 | ekor | ||
Sapi | 5.828,00 | ekor | ||
Kambing | 5.800,00 | ekor |
Tanaman Bahan Makanan
Buah-buahan | Jumlah | Kecamtan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Duku | - | Kecamatan Pauh | 5.031,00 | ton |
Kecamatan Mandiangin | 4.400,00 | |||
Kecamatan Sarolangun | 1.448,00 | |||
Durian | Kecamatan Mandiangin | 3.125,00 | ||
Kecamatan Sarolangun | 2.625,00 | |||
Kecamatan Pauh | 1.986,00 |
Tanaman Bahan Makanan
Padi dan Palawija | Jumlah | Kecamtan | Jumlah | Satuan |
---|---|---|---|---|
Ubi Jalar | - | Kecamatan Pelawan Singkut | 433,00 | ton |
Padi | 42.627,00 | Kecamatan Limun | 11.044,00 | ton |
Kecamatan Sarolangun | 9.275,00 | |||
Kecamatan Pelawan Singkut | 8.685,00 | |||
Ketela Pohon | 5.283,00 | Kecamatan Sarolangun | 1.418,00 | ton |
Kecamatan Pelawan Singkut | 1.249,00 | |||
Kecamatan Pauh | 1.049,00 | |||
Jagung | 2.047,00 | Kecamatan Sarolangun | 645,00 | ton |
Kecamatan Limun | 447,00 |
Tanaman Perkebunan
Perkebunan | Total | Satuan | ||
---|---|---|---|---|
Kelapa Sawit | 73.316,00 | ton | ||
Karet | 45.316,00 | ton | ||
Cokelat | 404,00 | ton |
INDUSTRI PENGOLAHAN
Industri Bukan Migas
Industri | Total | Satuan | ||
---|---|---|---|---|
Ind. Pengolahan Tanah Liat | 62,00 | unit | ||
Ind. Pakaian Jadi | 15,00 | unit | ||
Ind. Barang dari Logam | 12,00 | unit |
Sumber : Kabupaten Sarolangun dalam Angka 2005, BPS Kabupaten Sarolangun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar